Kamis, 27 Oktober 2016

Cara Melakukan Riset Kualitatif

Riset atau penelitian kualitatif adalah sebuah bidang penelitian luas yang menggunakan bermacam metode pengumpulan data yang tidak terstruktur, seperti observasi, wawancara, survey dan dokumen, untuk menemukan tema serta makna dalam upaya menggenapkan pemahaman kita tentang dunia.[1] Riset kualitatif biasanya dilakukan dalam upaya mengungkap alasan di balik berbagai perilaku, sikap dan motivasi, ketimbang semata-mata detail tentang apa, di mana dan kapan. Riset kualitatif dapat dilakukan di banyak lintas disiplin ilmu, seperti ilmu sosial, perawatan kesehatan dan bisnis, serta jamak ditemui di nyaris semua tempat kerja dan lingkungan pendidikan.


Putuskan pertanyaan yang hendak diteliti. 
Pertanyaan riset yang baik harus jelas, spesifik dan dapat dikelola. Untuk melakukan riset kualitatif, pertanyaan Anda harus mengeksplorasi alasan kenapa orang melakukan atau meyakini sesuatu.

  • Pertanyaan riset merupakan hal terpenting dari rancangan riset, karena menetapkan apa yang ingin dipelajari atau pahami, sekaligus membantu memfokuskan studi, karena Anda tak mungkin meneliti segalanya sekaligus. Pertanyaan riset juga akan membentuk “bagaimana” Anda melaksanakan studi karena setiap pertanyaan punya metode pengajuan sendiri-sendiri.[2]
  • Temukan keseimbangan antara pertanyaan berbasis rasa penasaran dengan pertanyaan yang memang dapat diriset. Yang pertama adalah sesuatu yang Anda sungguh ingin ketahui dan biasanya cukup luas, tidak spesifik. Yang kedua adalah pertanyaan yang dapat diselidiki secara langsung, menggunakan metode penelitian dan perangkat terkait.[3]
  • Anda harus mulai dari pertanyaan berbasis rasa penasaran, kemudian dipersempit sedemikian rupa sampai dapat diriset secara efektif. Sebagai contoh, pertanyaan “Apakah makna hasil kerja guru terhadap guru lainnya?” itu masih terlalu luas untuk diangkat sebagai tema penelitian, namun jika memang itu yang Anda minati, persempitlah dengan membatasi tipe guru atau berfokus pada satu tingkatan pendidikan. Misalnya, ubah menjadi pertanyaan “Apakah makna hasil kerja guru terhadap guru-guru karir kedua?” atau “ Apakah makna hasil kerja guru terhadap guru-guru SMA?”
  • Lakukan kajian literatur. Kajian literatur adalah proses mempelajari apa yang telah ditulis orang lain terhadap pertanyaan riset dan topik khusus Anda. Anda membaca secara luas di bidang yang lebih besar dan mengaji apa yang berkaitan dengan topik Anda. Kemudian Anda membuat laporan analisa yang menyintesiskan dan mengintegrasikan riset yang sudah ada (ketimbang hanya ringkasan pendek setiap kajian dalam urutan kronologis. Dengan kata lain, Anda “meriset atau meneliti penelitian itu sendiri”.br>
  • [4]
    • Sebagai contoh, jika pertanyaan riset Anda berfokus pada bagaimana guru-guru karir kedua mengatributkan makna terhadap pekerjaan mereka, Anda pasti ingin mempelajari literatur seputar kegiatan mengajar sebagai karir kedua—apa yang mendorong orang untuk mengajar sebagai karir kedua? Ada berapa banyak guru yang mengajar sebagai karir kedua? Di manakah umumnya mereka bekerja? Dengan membaca dan mengaji literatur dan riset yang ada akan membantu Anda mempertajam pertanyaan sekaligus memberi basis yang dibutuhkan dalam riset Anda sendiri. Ini juga akan memberi sensasi variabel yang dapat mempengaruhi riset (seperti umur, jenis kelamin, kelas, dsb) dan bahwa Anda akan harus mempertimbangkan studi Anda sendiri.
    • Kajian literatur juga akan membantu Anda memutuskan apakah Anda benar-benar minat dan berkomitmen terhadap topik dan pertanyaan riset, dan bahwa ada jeda antara riset yang sudah ada dan ingin Anda isi dengan melakukan penyelidikan Anda sendiri.
    • Lakukan evaluasi apakah riset kualitatif yang dilakukan benar-benar tepat menjawab pertanyaan riset Anda.Metode-metode kualitatif hanya akan berguna manakala sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab hanya dengan hipotesa sederhana ‘ya’ atau ‘tidak’. Seringkali riset kualitatif berguna untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” atau “apa”.[6] They are also useful when budgetary decisions have to be taken into account.
      • Sebagai contoh, jika pertanyaan riset Anda adalah “Apa makna pekerjaan guru terhadap guru-guru karir kedua?”, tentu bukanlah pertanyaan yang dapat dijawab dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ begitu saja. Tidak pula keduanya menjadi satu-satunya jawaban mutlak. Ini berarti bahwa riset kualitatif adalah jalan terbaik untuk menjawab pertanyaan.Pertimbangkan ukuran percontohan yang ideal. Metode-metode riset kualitatif tidak begitu tergantung pada ukuran sampel yang besar sebagai metode kuantitatif, namun tetap dapat memberi masukan dan temuan penting.[7] Misalnya, karena besar kemungkinan Anda tidak akan punya dana cukup untuk mempelajari “semua” guru karir kedua “di seluruh wilayah” Indonesia, mungkin Anda bisa memilih untuk mempersempit kajian Anda di kota-kota besar utama saja (seperti Surabaya, Jakarta, dsb) atau sekolah-sekolah sepanjang 200km dari tempat Anda tinggal.
        • Pertimbangkan kemungkinan hasilnya. Karena cakupan metodologi kualitatif biasanya cukup luas, hampir selalu ada kemungkinan munculnya data yang berguna dari riset tersebut. Ini berbeda dengan percobaan kuantitatif, di mana sebuah hipotesa yang belum terbukti dapat berarti bahwa banyak waktu yang telah terbuang percuma.[8]
        • Anggaran riset Anda dan ketersediaan sumber keuangan juga harus dipertimbangkan. Riset kualitatif seringkali lebih murah dan lebih mudah direncanakan serta dilakukan. Sebagai contoh, biasanya akan lebih mudah dan hemat mengumpulkan sejumlah kecil orang untuk diwawancara ketimbang membeli program komputer yang dapat melakukan analisa dan menyewa ahli statistik yang sesuai.
        • Pilihlah metode riset kualitatif.Rancangan riset kualitatif merupakan yang paling fleksibel dari semua teknik eksperimental, jadi ada beberapa metodologi yang dapat diterima dan dapat Anda pilih.[10]
          • “Riset Tindakan” – Riset tindakan berfokus pada pemecahan masalah atau bekerja dengan orang lain untuk memecahkan masalah dan mengatasi isu-isu khusus.[11]
          • ”Etnografi” – Etnografi adalah studi tentang interaksi dan komunikasi manusia melalui partisipasi dan observasi langsung di dalam komunitas yang hendak Anda pelajari. Riset etnografi bersumber dari disiplin ilmu antropologi sosial dan budaya namun kini jadi makin jamak digunakan.[12]
          • ”Fenomenologi” – Fenomenologi adalah studi yang mempelajari pengalaman subyektif orang lain. Studi ini meneliti dunia lewat mata orang lain dengan menemukan bagaimana mereka menginterpretasikan pengalaman.[13]
          • ”Teori Yang Membumi” – Tujuan penggunaan teori membumi adalah untuk mengembangkan teori berdasarkan data yang secara sistematik dikumpulkan dan dianalisa. Teori ini melihat informasi spesifik dan mengambil teori serta alasan yang mendasari fenomena tertentu.[14]
    • ”Riset Studi Kasus” – Metode studi kualitatif ini merupakan kajian mendalam terhadap individu atau fenomena tertentu dalam konteks yang ada sekarang.[15]

0 komentar:

DesignTemplate By : KBG KolomBlogGRATIS.blogspot.com